Sabtu, 24 September 2016

JAWABAN Untuk Ikrar Nusa Bhakti "Tentara Ingusan Kok Mau Memimpin DKI..."


Oleh: Gede Pasek Suardika
(Anggota DPD RI 2014-2019. Sebelumnya anggota DPR RI 2009-2014 dari Partai Demokrat)

1. Akhir pekan ingin buat kultwit yg ingin merespon pernyataan pakar ini.

Ikrar Nusa Bhakti: Tentara Ingusan Kok Mau Memimpin DKI...

2. Saya berusaha memisahkan masalah sebelumnya dg keluarga Cikeas terkait beda sikap politik dg pernyataan pakar politik senior tsb.

3. Demi martabat anak muda, sy harus merespon analisa arogan tersebut. Menyebutkan anak ingusan utk anak muda yg pintu prestasi itu terlalu.

4. Banyak pengamat sbnrnya berposisi sbg tim sukses tersamar. Tugasnya galang opini sayang terkesan intelektualnya dilacurkan.

5. Sy banyak berseberangan dg SBY, tetapi dg Mas Agus saya respek dan kagum sejak dulu. Anak muda berprestasi intelektual diatas rata-rata.

6. Kalau sekelas @ruhutsitompul mencibirnya saya sih paham. Krn seberapa memuji maka segitu juga kadar mencelanya. Tp ini pakar politik.

7. Di usia sudah diatas 30 thn dan jelang 40 th, peraih Adhi Makayasa dianggap ingusan. Sebuah arogansi intelektual Timses yg lepas kontrol.

8. Pakar itu lupa, kalau kadar intelektual dan pelatihan yg selama dijalani Mas Agus itu sudah sangat matang.Banyak anak muda jg berkualitas.

9. Menyatakan anak ingusan sama dg menghina sistem di TNI, sama dg menghina sekolah Nanyang University dan Harvards tempat Mas Agus dididik.

10. Menyatakan anak ingusan seakan hanya dirinya saja yg sudah tidak keluar ingus. Banyak anak muda berprestasi dan waktu lah yg mengujinya.

11. Sbg pakar politikus Wakan lupa tentang hak politik seseorang, lupa soal umur syarat ikut Pilkada, lupa anak muda juga berhak ikut.

12. Kadang terlalu lama membaca literatur lama kita sudah lupa sekarang generasi Y dan akan menuju generasi Z. Jauh berbeda dunianya.

13. Saya bangga dengan ketiga calon yang sama-sama punya kualitas untuk berkompetisi. Jangan remehkan anak muda mentang-mentang pakar.

14. Sekali lagi, sbg orang yg berasal berkarir dari organisasi anak muda, sy merasa komunikasi pakar dg meremehkan anak muda itu memalukan.

15. Lakukanlah analisa yang menunjukkan intelektualitas bukan dg mengedepankan penghinaan kualifikasi hanya karena masih berusia muda.

16. Smg kedepan tidak ada lagi pengamat yang panik & merendahkan anak muda terlebih sudah terukur keberhasilannya baik di karir maupun studi.



17. Ketiga pasang kandidat pilgub DKI adalah wajah yang menarik bagi vitamin demokrasi Indonesia. Mari jaga agar demokrasinya beradab.

18. Pilgub memang di DKI tetapi seluruh Indonesia menyaksikannya. Semua calon berkualitas. DKI Skrg memilih terbaik diantara yang baik.


Artikel Terkait